Penelitian adalah salah satu bagian penting dalam dunia akademik. Salah satu cara untuk melakukan penelitian yang baik dan kredibel adalah dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yang tepat, yaitu kuesioner. Kuesioner adalah sebuah alat pengumpulan data yang terdiri dari serangkaian pertanyaan terstruktur yang digunakan dalam penelitian. Kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam artikel ini, akan dijelaskan tahap-tahap pembuatan kuesioner penelitian, mulai dari perumusan pertanyaan hingga validasi kuesioner. Artikel ini juga akan membahas beberapa jenis skala dan tipe pertanyaan pada kuesioner, tips dan trik untuk menghindari bias saat merancang kuesioner, serta contoh-contoh kuesioner yang baik dan buruk pada penelitian.
Definisi Kuesioner dan Fungsinya dalam Penelitian
Kuesioner adalah sebuah instrumen pengumpulan data yang terdiri dari serangkaian pertanyaan terstruktur yang digunakan dalam penelitian. Kuesioner dapat berupa kertas atau formulir yang diisi oleh responden, atau dapat berupa file digital yang dikirimkan melalui email atau platform online.
Kuesioner memiliki beberapa fungsi dalam penelitian, antara lain:
-
Sebagai alat pengumpul data: kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari responden sesuai dengan variabel yang diteliti.
-
Memberikan aksesibilitas yang lebih baik: kuesioner dapat dikirimkan ke responden di mana saja dan kapan saja.
-
Mempermudah proses analisis data: data yang diperoleh dari kuesioner dapat dengan mudah diolah dan dianalisis menggunakan teknik statistik.
Tahap-Tahap Pembuatan Kuesioner Penelitian
Berikut adalah tahap-tahap dalam pembuatan kuesioner penelitian yang baik dan benar:
1. Perumusan Pertanyaan
Tahap pertama dalam pembuatan kuesioner adalah perumusan pertanyaan. Pastikan pertanyaan yang digunakan sangat mendukung tujuan penelitian serta mengacu pada variabel yang akan diteliti. Setiap pertanyaan harus jelas dan spesifik. Hindari penggunaan bahasa yang ambigu dan hindari pertanyaan rangkap.
2. Merancang Skala dan Tipe Pertanyaan
Setelah merumuskan pertanyaan, tahap berikutnya adalah merancang skala dan tipe pertanyaan. Terdapat beberapa jenis skala dan tipe pertanyaan pada kuesioner, antara lain:
-
Skala Likert: responden diminta memberikan tanggapan pada suatu pernyataan dalam skala lima atau lebih derajat. Contohnya: "Saya merasa puas dengan pelayanan yang diberikan." Skala yang digunakan dapat menunjukkan sejauh mana tingkat kepuasan responden terhadap pelayanan yang diberikan.
-
Pilihan Ganda: responden diberikan pilihan jawaban tertentu yang dapat dipilih lebih dari satu. Biasanya digunakan untuk mengumpulkan data mengenai identitas responden. Contohnya: "Jenis kelamin Anda: Laki-laki/Perempuan."
-
Pilihan Ganda Terpilih: Responden diberikan pilihan jawaban tertentu yang hanya dapat dipilih satu. Digunakan untuk mengumpulkan data mengenai beberapa variabel. Contohnya: "Seberapa sering Anda menggunakan produk kami? A. Setiap hari, B. Setiap minggu, C. Setiap bulan, D. Setidaknya satu kali dalam setahun."
-
Pertanyaan Terbuka: Responden diberikan kebebasan untuk menjawab pertanyaan dengan cara apa pun. Digunakan untuk mengumpulkan informasi mendalam tentang masalah tertentu. Contohnya: "Apa pendapat Anda tentang layanan kami?"
3. Penulisan Kuesioner
Tahap selanjutnya adalah menuliskan pertanyaan dan skala dalam kuesioner secara rapi dan jelas. Buatlah kuesioner dalam format yang mudah dipahami dan diisi oleh responden, jangan terlalu panjang tetapi juga jangan terlalu pendek. Jangan lupa sertakan area kosong untuk informasi identitas responden.
4. Uji Coba Kuesioner
Tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba kuesioner. Sebelum resmi diluncurkan, kuesioner harus diuji coba terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner telah dapat diisi dan dipahami dengan baik oleh responden, apakah ada pertanyaan yang ambigu, dan sebagainya.
5. Validasi Kuesioner
Setelah kuesioner berhasil diuji coba, tahap selanjutnya adalah validasi kuesioner. Validasi kuesioner dilakukan untuk menilai apakah kuesioner tersebut valid dan reliabel atau tidak. Validitas kuesioner dapat diukur dengan menganalisis isi pertanyaan, sedangkan reliabilitas kuesioner dapat diukur dengan analisis konsistensi hasil jawaban pada pertanyaan-pertanyaan yang sejenis.
Tips Menghindari Bias dalam Merancang Kuesioner
Dalam merancang kuesioner, terdapat beberapa tips yang harus diperhatikan untuk menghindari bias pada penelitian. Beberapa tips yang dapat diikuti antara lain:
- Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan jangan berlebihan dalam memberikan pilihan jawaban.
- Hindari pertanyaan ganda (double-barreled question).
- Jadilah objektif dalam merancang pertanyaan dan pilihan jawaban.
- Hindari memberikan sugesti pada responden (suggestion bias).
- Pertanyaan ditulis dalam bentuk positif (terhindar dari bentuk negatif).
Contoh Kuesioner Penelitian
Berikut adalah contoh kuesioner yang baik dan buruk dalam penelitian:
Contoh Kuesioner yang Baik:
-
Berapa kali dalam sehari Anda memeriksa media sosial?
A. 1-2 kali
B. 3-4 kali
C. 5 kali atau lebih -
Seberapa sering Anda olahraga dalam seminggu?
A. Setiap hari
B. Tiga kali dalam seminggu
C. Sekali dalam seminggu
D. Jarang
Contoh Kuesioner yang Buruk:
-
Apakah Anda setuju bahwa olahraga baik untuk kesehatan? Ya atau tidak?
-
Apakah Anda melakukan olahraga setiap hari? Ya atau tidak?
Kesimpulan
Kuesioner adalah alat penting dalam penelitian karena dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden. Tahap-tahap dalam pembuatan kuesioner penelitian adalah perumusan pertanyaan, merancang skala dan tipe pertanyaan, penulisan kuesioner, uji coba kuesioner, dan validasi kuesioner. Penting juga untuk menghindari bias dalam merancang kuesioner dan memperhatikan contoh kuesioner yang baik dan buruk. Dengan mengikuti tahap-tahap serta tips-tips yang telah dijelaskan, diharapkan kuesioner yang dibuat dapat valid dan reliabel serta dapat mendukung hasil penelitian yang kredibel.
GIPHY App Key not set. Please check settings